Senin, 20 Februari 2012

kiprah dosen UNM di negeri orang


 -Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar, Ahmad Yasser Mansyur, hari ini berhasil mempertahankan tesis berjudul “Pengaruh gaya Kepemimpinan Intrinsik ke atas Makna Hidup, Komitmen Organisasi dan Produktiviti Kerja: Kajian dalam Kalangan Organisasi Perniagaan, Awam dan Sosial di Indonesia” pada Departemen Psikologi Fakulti Sain Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) di Bangi, Kuala Lumpur. Dengan keberhasilan ini, beliau berhak memperoleh gelar doktor falsafah (Ph.D) dalam bidang psikologi. Dia dibimbing oleh Prof. Dr. Fatimah Omar dan Prof. Dr. Iran Herman.

Dalam penelitiannya, suami dari Mardiyah Radhi Al Hafid ini, menemukan bahwa interaksi yang mampu meningkatkan produktivitas kerja dalam organisasi yaitu interaksi di antara status pernikahan dengan jenis organisasi dan interaksi status pernikahan dengan tingkat pendidikan. Kenaikan produktivitas kerja itu pada pekerja yang menikah dan berada dalam organisasi sosial, serta pekerja bujang dan berpendidikan Diploma.

Penelitiannya juga menghasilkan temuan baru tentang adanya pengaruh tiga gaya kepemimpinan bersifat intrinsik (gaya kepemimpinan spiritual, gaya kepemimpinan tranformasional dan gaya kepemimpinan prophetik) terhadap makna hidup, komitmen organisasi dan produktivitas kerja dalam organisasi bisnis, publik dan sosial. Temuan lainnya adalah memperkuat karakteristik jenis organisasi sosial, bahwa dalam organisasi sosial memiliki komitmen intrinsik yang tinggi dibandingkan dengan jenis organisasi bisnis dan publik.

Saat ini, Ahmad Yasser Mansyur tercatat sebagai dosen UNM pertama yang paling muda yang cepat menyelesaikan studinya di luar negeri dalam usia 35 tahun. Dia juga tercatat sebagai Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tello Baru Kota Makassar. Sejak tahun 1989 telah merantau ke Yogyakarta menyelesaikan SMP dan SMA di Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Sarjana diperoleh di sarjana IAIN Sunan Kalijaga dalam bidang konseling Islam (2000) dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (2001) dalam bidang psikologi, serta menyelesaian magister psikologi Universitas Gajah Mada tahun 2004.(*/tribun-timur.com)

Penulis : Citizen Reporter
Editor : Muh. Irham

wadah telur untuk meredam suara


TRIBUN-TIMUR.COM - Memanfaatkan barang bekas tak melulu diterapkan pada hunian semata. Di ruangan kantor yang terkesan formal pun barang bekas dapat tampil menarik sekaligus multifungsi.
Kantor PT Ki Kunci Komunikasi atau akrab dikenal Kicom di bilangan Kemang Raya, Jakarta Selatan, ini misalnya. Di ruangan seluas 82 meter persegi ini, Kicom membutuhkan beberapa ruang untuk kerja karyawan dan ruang rapat atau pertemuan sehingga mencoba menerapkan barang bekas dalam desain barunya.
Rubi Roesli, arsitek yang menangani desain gedung kantor ini, menyekat bangunan menjadi beberapa bagian ruang. Ruangan yang menarik perhatian salah satunya adalah ruang pertemuan di tengah-tengah kantor. Rubi membuatnya menjadi ruang berbentuk kotak dibatasi sekat yang sekaligus berfungsi sebagai peredam suara
 Kalau diamati dengan seksama, pada salah satu dindingnya dibuat sebagai peredam suara tersusun dari wadah-wadah telur. Wadah ini dibeli dari para penjual telur, yang kemudian disusun berbentuk kotak memenuhi dinding.
Namun, peredam suara dari wadah telur ini sengaja dibuat tidak memenuhi seluruh ruangan pertemuan. Pada dinding sekat lainnya, karena ruangan berfungsi sebagai ruang rapat, dibutuhkan media untuk memenuhi fungsi tersebut. Maka, pada dinding lainnya, dipilihlah kaca.
Namun, meski bukan barang bekas, kaca ini tetap memiliki peran ganda. Kantor berkonsep paperless ini menggunakan kaca sebagai media penyampaian tulisan.
Ruang tersebut, seperti terlihat pada gambar, memang lebih privasi, yang biasanya digunakan beraktivitas 4-5 orang. Selain meja kursi, diletakkan pula beberapa bean bag di dalamnya demi memberi kesan santai.(*/tribun-timur.com)

Editor : Adimuliadi
Sumber : Kompas.com

Indikasi penggunaan internet


Kecanduan internet mempunyai gejala serupa dengan kecanduan obat-obatan. Hal itu secara khusus telah diteliti di negara-negara di Asia seperti China dan Korea Selatan.

Seperti diwartakan laman Medindia, Internet tak diragukan lagi menjadi sebuah bagian penting dari hidup kita. Dengan informasi yang tersedia langsung, internet membantu kita bisa tetap mengimbangi  dunia yang bergerak cepat ini.

Situs jejaring sosial telah menambahkan dimensi kepada hidup dan orang tiba-tiba mudah menemukan banyak teman.

Dengan internet sebagai teman terdekat setiap saat, hal itu kecanduan internet adalah hal yang bukan mustahil.

Beberapa ahli kejiwaan  menyebut keadaan itu sebagai Internet Addiction Disorder or Problematic Internet Use (Gangguan kecanduan internet atau penggunaan internet yang problematik).

Para ahli membandingkan kecanduan internet dengan substansi lain seperti tembakau,alkohol dan obat-obatan.

Mereka juga menyarankan bahwa hal itu harus disertakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, (DSM-V) sebagai gangguan kejiwaan.

Apa itu gangguan kecanduan internet? Kondisi itu pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Seseorang yang menderita kondisi ini akan menunjukkan gejala ini :
  1. Sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama.
  2. Gejala menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses.
  3. Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
  4. Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki memiliki derajat kepuasan yang sama.
  5. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan.
Gejala ini sama seperti gejala yang ada pada kecanduan obat.

Kecanduan internet ada tiga jenis :
  • Bermain game yang berlebihan
  • Kegemaran seksual
  • Email/ pesan teks
Kecanduan internet secara khusus dianggap sebagai masalah di negara -negara Asia seperti Korea Selatan dan China.

Di Korea Selatan sudah ada 10 peristiwa kematian di internet kafe terkait sakit jantung dan masalah lainnya, begitu juga dengan pembunuhan terkait game.

Sebuah laporan dari China mengungkap bahwa setidaknya satu dari enam orang pengguna internet di China kecanduan terhadap internet sampai batas tertentu.

Kecanduan internet dapat secara khusus menjadi masalah bagi kaum remaja dan anak muda, yang kurang memiliki peraturan iri dan lebih rentan pengaruh media.

Kecanduan internet masih jadi perdebatan untuk masuk dalam gangguan kejiawaan atau tidak. Para pasien yang mengalami kecanduan internet juga sering mengalami kondisi kejiwaan lain seperti kurang perhatian gangguan hiperaktif, depresi, kecemasan, rendah kepercayaan diri, impulsif, tak tahu malu, dan cenderung mau bunuh diri.

Selain itu, kecanduan terhadap internet bisa merupakan menjadi bagian dari kondisi-kondisi tersebut dan bukanlah entitas yang terpisahkan.

Para ahli kejiwaan harus waspada selama menangani pasien muda dengan kondisi, seperti depresi dan harus memahami mengenai kecanduan internet.

Data yang dikumpulkan oleh penelitian lain menunjukkan variasi yang besar dalam konteks dari tipe orang pada risiko mengalami  kecanduan internet. 
Sebagai contoh, kebanyakan penelitian menemukan kecanduan internet lebih umum terjadi pada laki-laki, tetapi beberapa menemukan jumlah perempuan lebih besar atau tak ada perbedaan gender. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk hal ini. (*/tribun-timur.com)

Editor :Adimuliadi
Sumber : Kompas.com