Minggu, 17 Juni 2012

PERJUANGAN YANG MELELAHKAN AKHIRNYA PUPUS DI ATAS GUNUNG (PART 1)



Hari ini adalah hari jum’at tepatnya tanggal 7 juni 2012 saya dan rombongan “ISLAMIC CAMP” bersiap-siap menuju daerah soppeng-barru untuk mendaki gunung yang penduduk di sana menyebutnya “BULU DUA” tapi sebelum itu kami bersama-sama peserta Islamic camp lainnya berkumpul di gunung sari center kampus UNM (Universitas Negeri Makassar) di sana kami dikumpulkan bersama dengan ikhwa-ikhwa (* baca = laki-laki) lainnya. Di sana ternyata saya merasa tersanjung karena ternyata bukan hanya ikhwa dari seluruh LDF UNM yang hadir ternyata ada juga ikhwa dari LDF UNISMUH (LPKSM), UNHAS (MPM) dan STIBA (MAHAD’ ALY) dan yang paling membuat saya terkejut ternyata ada juga LDF dari pare-pare dan palu pun tak mau ketinggalan dong dari kegiatan Islamic camp ini.
Pukul 17.30 wita kami berangkat dengan menggunakan bis menuju daerah yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Islamic camp ini yaitu di perbatasan barru-soppeng yaitu di “bulu dua” perjalanan ke sana membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan. Di perjalanan kami mobil kena macet mulai dari A.P Pettarani sampai Perintis kemerdekaan. Inilah wajah Makassar saat sore macet, macet, dan macet terus. Perjalanan tetap dilanjutkan sampai di Maros. Di maros kami singgah untuk melaksanakan shalat magrib secara berjamaah di masjid al-markaz Maros. Kemudian perjalanan di lanjutkan sampai tiba saatnya kita makan malam drumah makan segeri tepat pukul 22.00 wita gambar ini diambil ketika kami di rumah makan segeri. Setelah makan perjalanan kami lanjutkan ke objek yang direncanakan. Di perjalanan mata kami di manjakan dengan acara pesta pernikahan yang diiringi dengan electon “ pentas music”
Akhirnya tepat di pukul 00.00 wita kami sampai di tempat tujuan. Kami di sambut dengan angin dan dingin yang menusuk sampai ketulang-tulang saya berrrr (* dingin) sekali. Setelah itu kami pun mulai beranjak menuju lembah untuk mendirikan kemah (* tempat untuk berteduh) 


Setelah mendirikan tendah kami pun beranjak dari peraduan kami dan bersiap berlayar menuju dunia mimpi yang indah (* tidur). Saat tertidur kami pun di sambut dengan hujan yang cukup lembat yang membuat tubuh ini semakin dingin dan tak bisa digerakkan. Tapi inilah nikmatnya hidup, susah senang kita jalani bersama
Subuh hari kami terbangun untuk melaksanakan shalat shubu secara berjamaah. Setelah itu bersiap-siap untuk membuat sarapan pagi.
Aneh bin ajaib pada saat proses masak memasak saya merasa otimis karena untuk menyalakan api dari kayu yang basah itu susah. Meskipun susah kami tetap berusaha untuk menyalakan api tersebut. Dan akhirnya dengan semangat yang pantang menyerah kami pun bisa menyalakan api tersebut
Hari sabtu pukul 09:00 wita kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan untuk menaklukkan  “ BULU DUA” disinilah iman dan ketahuidan kami di coba. Mulai dari jalan kaki 3 KM menelusuri jalan, memasuki hutan dan setiap pos kami di haruskan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan mengenai masalah ketauhidan. Yang saya ingat waktu itu kami di beri prtanyaan mengenai doa memasuki sebuah desa itu diberi di pos I. Setelah kami menjawab semua pertanyaan itu kami pun melanjutkan ke pos ke II. Perjalanan begitu rumit buat kami karena menanjaki gunung dengan kemiringan 50 0

inilah yang membuat kami sedikit tergopoh-gopoh untuk menelusuri gunung ini yah allah tolonglah hambamu ini saya tidak kuat lagi kataku dalam hati kecilku.  Namun dengan semangat dan kerja keras tim kami pun masih bergulat dengan rasa haus, capek, lelah, sembari meneriakkan allahu akbar. Di pos II kami pun diharuskan menjawab semua pertanyaan yang dberikan. Akan tetapi sebelum itu kami harus memberikan password (kata kunci) kepada pemberi pertanyaan. Paswordnya yaitu TAHUID. Pada kesempatan ini kami satu persatu di tunjuk untuk menjawab masalah yang berkaitan denga tahuid dintaranya yaitu
-         Tahuid ulluhiya (tahuid yang mengesakan allah)
-         Tahuid rububiyah (tahuid yang meyakini bahwa allah adalah pencipta alam semesta beserta isinya)
-         Tahuid asma wa syifa (tahuid yang meyakini bahwa allah mempunyai nama-nama yang perlu di ketahui)
Pukul 12.00 wita kami pun masih bergelut dengan menanjaki gunung ini yang rasanya tubuh ini tidak sanggup lagi untuk mendaki. Akan tetapi dengan dorongan semangat teman-teman saya pun semakin semangat dan meneriakkan ALLAHU AKBAR.  Kira-kira pukul 12:30 wita kami pun baru sampai di puncak bulu dua. Subhanallah allahu akbar betapa besar keagungan mu ya allah (ucapku dengan mulut yang tak bertulang ini). Di gunung inilah saya baru tersadar bahwa ternyata manusia tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan gunung ini. Sebehanaallah maha suci allah yang telah menciptakan gunung ini yang menjadi pasak sehingga manusia tidak terlampar ke luar orbit saat bumi berputar. inilah gambar saat kami berada di puncak gunung “ BULU DUA”

ini adalah saya ketika berada di puncak bulu dua beserta kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan ketika berada di puncak


" ini adalah ketika saya bersama ikhwa yang lainnya sedang berfoto di base camp tempat kami mendirikan tenda "




gambar ini diambil ketika kami berada di puncak bulu dua terlihat ikhwa sedang mendengarkan materi dari ikhwa MAHAD ' ALY. disinilah kami diberi renungan mengenai betapa besar nikmat allah dan betapa besar keagungan allah

ini adalah murrabbi saya (* baca: Guru) yang selalu memberikan tambahan ilmu setiap hari jum'at di mesjid kampus FIP UNM. nama beliau adalah Ust. Syamsuar Hamka beliau adalah mahasisiwa UNM jurusan Fisika




Sampai di sini dulu yah ceritaku hari ini jangan lupa baca season kedunya yah yang mana akan saya ceritakan mengenai susahnya turun gunung di bandingkan dengan memanjatnya.
Salam
Adimuliadi