Hari
ini adalah hari jum’at tepatnya tanggal 7 juni 2012 saya dan rombongan “ISLAMIC
CAMP” bersiap-siap menuju daerah soppeng-barru untuk mendaki gunung yang
penduduk di sana menyebutnya “BULU DUA” tapi sebelum itu kami bersama-sama
peserta Islamic camp lainnya berkumpul di gunung sari center kampus UNM
(Universitas Negeri Makassar) di sana kami dikumpulkan bersama dengan
ikhwa-ikhwa (* baca = laki-laki) lainnya. Di sana ternyata saya merasa
tersanjung karena ternyata bukan hanya ikhwa dari seluruh LDF UNM yang hadir
ternyata ada juga ikhwa dari LDF UNISMUH (LPKSM), UNHAS (MPM) dan STIBA (MAHAD’
ALY) dan yang paling membuat saya terkejut ternyata ada juga LDF dari pare-pare
dan palu pun tak mau ketinggalan dong dari kegiatan Islamic camp ini.
Pukul
17.30 wita kami berangkat dengan menggunakan bis menuju daerah yang telah
ditetapkan untuk melaksanakan Islamic camp ini yaitu di perbatasan
barru-soppeng yaitu di “bulu dua”
perjalanan ke sana membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan. Di
perjalanan kami mobil kena macet mulai dari A.P Pettarani sampai Perintis
kemerdekaan. Inilah wajah Makassar saat sore macet, macet, dan macet terus.
Perjalanan tetap dilanjutkan sampai di Maros. Di maros kami singgah untuk
melaksanakan shalat magrib secara berjamaah di masjid al-markaz Maros. Kemudian
perjalanan di lanjutkan sampai tiba saatnya kita makan malam drumah makan
segeri tepat pukul 22.00 wita gambar ini diambil ketika kami di rumah makan
segeri. Setelah makan perjalanan kami lanjutkan ke objek yang direncanakan. Di
perjalanan mata kami di manjakan dengan acara pesta pernikahan yang diiringi
dengan electon “ pentas music”
Akhirnya
tepat di pukul 00.00 wita kami sampai di tempat tujuan. Kami di sambut dengan
angin dan dingin yang menusuk sampai ketulang-tulang saya berrrr (* dingin)
sekali. Setelah itu kami pun mulai beranjak menuju lembah untuk mendirikan
kemah (* tempat untuk berteduh)
Setelah
mendirikan tendah kami pun beranjak dari peraduan kami dan bersiap berlayar
menuju dunia mimpi yang indah (* tidur). Saat tertidur kami pun di sambut
dengan hujan yang cukup lembat yang membuat tubuh ini semakin dingin dan tak
bisa digerakkan. Tapi inilah nikmatnya hidup, susah senang kita jalani bersama
Subuh
hari kami terbangun untuk melaksanakan shalat shubu secara berjamaah. Setelah
itu bersiap-siap untuk membuat sarapan pagi.
Aneh
bin ajaib pada saat proses masak memasak saya merasa otimis karena untuk
menyalakan api dari kayu yang basah itu susah. Meskipun susah kami tetap
berusaha untuk menyalakan api tersebut. Dan akhirnya dengan semangat yang
pantang menyerah kami pun bisa menyalakan api tersebut
Hari
sabtu pukul 09:00 wita kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan untuk
menaklukkan “ BULU DUA” disinilah iman
dan ketahuidan kami di coba. Mulai dari jalan kaki 3 KM menelusuri jalan,
memasuki hutan dan setiap pos kami di haruskan untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan mengenai masalah ketauhidan. Yang saya ingat waktu itu kami di beri
prtanyaan mengenai doa memasuki sebuah desa itu diberi di pos I. Setelah kami
menjawab semua pertanyaan itu kami pun melanjutkan ke pos ke II. Perjalanan
begitu rumit buat kami karena menanjaki gunung dengan kemiringan 50 0
inilah
yang membuat kami sedikit tergopoh-gopoh untuk menelusuri gunung ini yah allah tolonglah hambamu ini saya tidak
kuat lagi kataku dalam hati kecilku. Namun dengan semangat dan kerja keras tim kami
pun masih bergulat dengan rasa haus, capek, lelah, sembari meneriakkan allahu akbar. Di pos II kami pun
diharuskan menjawab semua pertanyaan yang dberikan. Akan tetapi sebelum itu
kami harus memberikan password (kata kunci) kepada pemberi pertanyaan.
Paswordnya yaitu TAHUID. Pada
kesempatan ini kami satu persatu di tunjuk untuk menjawab masalah yang
berkaitan denga tahuid dintaranya yaitu
-
Tahuid ulluhiya (tahuid yang mengesakan
allah)
-
Tahuid rububiyah (tahuid yang meyakini
bahwa allah adalah pencipta alam semesta beserta isinya)
-
Tahuid asma wa syifa (tahuid yang
meyakini bahwa allah mempunyai nama-nama yang perlu di ketahui)
Pukul
12.00 wita kami pun masih bergelut dengan menanjaki gunung ini yang rasanya
tubuh ini tidak sanggup lagi untuk mendaki. Akan tetapi dengan dorongan
semangat teman-teman saya pun semakin semangat dan meneriakkan ALLAHU
AKBAR. Kira-kira pukul 12:30
wita kami pun baru sampai di puncak bulu dua. Subhanallah allahu akbar betapa besar keagungan mu ya allah (ucapku
dengan mulut yang tak bertulang ini). Di gunung inilah saya baru tersadar
bahwa ternyata manusia tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan gunung ini. Sebehanaallah
maha suci allah yang telah menciptakan gunung ini yang menjadi pasak sehingga
manusia tidak terlampar ke luar orbit saat bumi berputar. inilah gambar
saat kami berada di puncak gunung “ BULU DUA”
ini adalah saya ketika berada di puncak bulu dua beserta kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan ketika berada di puncak
" ini adalah ketika saya bersama ikhwa yang lainnya sedang berfoto di base camp tempat kami mendirikan tenda "
gambar ini diambil ketika kami berada di puncak bulu dua terlihat ikhwa sedang mendengarkan materi dari ikhwa MAHAD ' ALY. disinilah kami diberi renungan mengenai betapa besar nikmat allah dan betapa besar keagungan allah
" ini adalah ketika saya bersama ikhwa yang lainnya sedang berfoto di base camp tempat kami mendirikan tenda "
gambar ini diambil ketika kami berada di puncak bulu dua terlihat ikhwa sedang mendengarkan materi dari ikhwa MAHAD ' ALY. disinilah kami diberi renungan mengenai betapa besar nikmat allah dan betapa besar keagungan allah
ini adalah murrabbi saya (* baca: Guru) yang selalu memberikan tambahan ilmu setiap hari jum'at di mesjid kampus FIP UNM. nama beliau adalah Ust. Syamsuar Hamka beliau adalah mahasisiwa UNM jurusan Fisika
Sampai di sini dulu yah ceritaku hari ini jangan lupa baca season kedunya yah yang mana akan saya ceritakan mengenai susahnya turun gunung di bandingkan dengan memanjatnya.
Sampai di sini dulu yah ceritaku hari ini jangan lupa baca season kedunya yah yang mana akan saya ceritakan mengenai susahnya turun gunung di bandingkan dengan memanjatnya.
Salam
Adimuliadi