Selasa, 10 Januari 2012

Tugas individu
Nama :Adimuliadi
Nim :104 404 067
Kelas : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan / B
SATUAN LAYANAN (SATLAN)
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Bagaimana menerapkan nilai-nilai keimanan dan social dalam kehidupan pribadi, social, dan teman sebaya baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan masyarakat.
B. Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya dalam kaitannya dengan nilai-nilai keimanan.
C. Bidang Bimbingan : Bimbingan sosial
D. Jenis Layanan : Orientasi
E. Fungsi Layanan : Pemahaman
F. Tujuan Layanan/Hasil yang ingin dicapai : Agar siswa dapat memahami bagaimana sebenarnya nilai-nilai keimanan dan social dalam kehidupan pribadi dan teman sebaya baik itu dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat sehingga terjalin hubungan sosial yang baik
G. Sasaran Layanan : SMA kelas XI
H. Metode :
I. Sumber : http://rinaagassi.blogspot.com/2011/11/contoh-satlan.html
J. Uraian Kegiatan/Materi Layanan
A. Tahap pembentukan .
 penyampaian, pengertian dan tujuan diadakannya kegiatan ini
 Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
 Memberikan kesempatan keikutsertaan secara sukarela kepada 4 siswa yang bersedia untuk ikut serta dalam kegiatan ini
 Melakukan permainan untuk penghangatan suasana
B. Tahap peralihan
 menanyakan kembali kesiapan peserta sebelum memasuki tahap kegiatan
 Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok.
C. Tahap kegiatan
 Guru pembimbing menyampaikan apersepsinya mengenai nilai-nilai keimanan dan social dalam kehidupan pribadi dan teman sebaya baik itu dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat yang baik .
 Guru pembimbing bersama siswa melakukan permainan “Bermain Peran”, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
• Tunjuk beberapa orang siswa untuk maju ke depan.
• Setiap siswa diberikan peran masing-masing, ada yang berperan sebagai guru, satu orang sebagai orang tua yang baik, satu orang bertindak sebagai seorang tamu , dan satunya lagi sebagai siswa yang nakal, dan kurang ajar.
• Siswa memainkan perannya masing-masing secara bergantian dan diikuti oleh respon oleh pemain peran yang lainnya (sesuai dengan apa yang diarahkan oleh guru)
 Guru pembimbing mengarahkan siswa menilai setiap peran dan hubungan social yang terjadi dari teknik “bermain peran” yang dilakukan siswa dengan masing-masing karakter yang diperankan tersebut.
D. Penutup (menarik kesimpulan mana perilaku yang menghasilkan hubungan social yang baik dan demikian pula sebaliknya yaitu yang tidak termasuk dalam hubungan sosial).
K. Strategi Pelayanan : Menggunakan Permainan “Bermain Peran”
L. Tempat penyelenggaraan : Ruang Kelas
M. Waktu, Tanggal, Semester : 2 x 45 menit, 30 November 2011, semester 3
N. Penyelenggara Layanan : Guru pembimbing
O. Pihak-Pihak yang Disertakan : Siswa
P. Alat Perlengkapan yang Digunakan : -
Q. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut Layanan
1. Penilaian laiseg berupa respon siswa terhadap karakter yang dimainkan oleh ketiga siswa tersebut dan laijapan
2. Tindak lanjut : tindak lanjut dilakukan dengan pengamatan kepada siswa, melakukan konseling individual bila ada siswa yang bermasalah dalam hubungan sosialnya
R. Keterkaitan Layanan dengan Kegiatan Pendukung :
Layanan Informasi
S. Catatan Khusus : -



Makassar, 30 November 2011
Mengetahui Guru Pembimbing


NIP. NIP.









MATERI LAYANAN

A. Pengertian Nilai-Nilai Ajaran Agama
Nilai-nilai agama adalah segala sesuatu yang menjadi ukuran baik seseorang dipandang dari segi agama. Dipandang dari segi agama Islam, nilai-nilai agama berarti tunduk, patuh, menyerahkan diri dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Nilai-nilai ajaran tersebut antara lain :
1. Mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, yakni berupa pengabdian atau ibadah, tidak berhajat pada bentuk apapun selain tuhannya, menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.
2. Mengatur hubungan manusia dengan manusia, berupa ajaran-ajaran social kemasyarakatan menyangkut hubungan manusia dengan keluarga, teman dan masyarakat, tolong menolong dan rasa social yang tinggi terhadap teman atau sesame manusia yang mengalami kesusahan
3. Mengatur hubungan manusia dengan makhluk lain atau lingkungannya, berupa perlakuan yang baik, menjaga dan memelihara benda-benda yang ada di sekitarnya, atau ciptaan tuhan berupa alam semesta, perlu di jaga dan dilestarikan
B. Penerapan Nilai-Nilai Ajaran Agama dalam Kehidupan Sehari-Hari,
Pendidikan agama merupakan dasar pembentukan pribadi anak. Oleh karena itu pembelaran nilai-nilai agama harus diterapkan sendiri mungkin bahkan saat anak masih dalam kandungan sang ibu.
1. Anak mengembangkann kepercayaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Sikap sopan santun dalam bergaul baik pada orang lebih mudah maupun teman sebaya dan yang lebih tua, serta berkepribadian
3. Memiliki rasa cinta terhadap sesame sehingga suka menolong
4. Menumbuhkan jiwa demokrasi, tidak mementingkan diri sendiri
5. Memiliki rasa, keadilan, kejujuran, kebenaran dan suka menolong orang lain.

C. Bagaimana Tata Krama yang Baik di Sekolah
Tata krama adalah semua ketentuan yang mengatur kehidupan siswa sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap dan bertingkah laku, berucap, bertindak dan melaksankan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif. Tata krama lebih subjektif kepada masing-masing individu bukan yang beralaku umum bagi semua siswa.Tata krama yang baik bagi seorang siswa di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Mengucapkan salam (selamat pagi/siang) kepada guru setiap bertemu baik di awal pertemuan di kelas maupun diluar kelas
2. Mengucapkan salam terhadap teman, kepala sekolah, guru, pegawai sekolah dan tamu.
3. Menghormati sesama siswa, menghargai perbedaan agama yang dianut dan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh masing-masing teman baik di sekolah maupun diluar sekolah.
4. Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta oran lain, dan hak milik teman dan warga sekolah,
5. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar adalah benar.
6. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyingggung perasaan orang lain.
7. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain.
8. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan hubungan dengan orang lebih tua atau berbicara dengan guru dan berbicara dengan teman sebayanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar